Perang Asia, Siaga I Korut Tembak 2 Rudal Balas Korsel-AS
Kabarsulut.com - Internasional,Kamis (06/10) Korea Utara kembali menembakan dua rudal balistik dan ini menjadi balasan dari respons Korea Selatan dan sekutunya Amerika Serikat.
Korsel dan As menembakan empat rudal dalam latihan militer gabungan guna menunjukkan kesiapannya atas provokasi Pyongyang pada Selasa malam. Hal ini dilakukan setelah rudal balistik jarak menengah ditembakan Korut pada hari Senin.
Amerika Serikat meningkatkan ketegangan militer di semenanjung Korea " Ujar Korut dalam keterangannya menyalahkan AS yang juga mengirim kapal induk ke wilayah itua" di kutip dari AFP.
Padahal sebelumnya militer Korsel telah mendeteksi rudal balistik jarak pendek Korut yang diluncurkan dari daerah Samsok. Rudal itu dilaporkan menuju Laut Timur, Juga dikenal sebagai Laut Jepang.
Kepala Satf Gabungan Seoul dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Militer kami telah memperkuat pemantauan dan pengawasan serta mempertahankan kesiapan maksimal dalam koordinasi dengan Amerika Serikat.
Dari Penjaga pantai Jepang terkonfirmasi, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa serentetan pengujian baru-baru ini tidak dapat diterima.
Menteri Pertahan Jepang Yasukazu Hamada menjelaskan "Rudal pertama terbang tinggi sekitar 350 km pada ketinggian maksimum sekitar 100 km, sedangkan rudal kedua memiliki jangkauan terbang sekitar 800 km pada ketinggian sekitar 50 km" Ujarnya.
"Terlepas dari tujuannya, peluncuran rudal balistik Korut yang berulang tidak dapat ditoleransi, Kami tidak dapat mengabaikan peningkatan signifikan dari teknologi" Tegasnya.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB berkumpul di New York, AS membahas rudal Korut.
Dalam pertemuan itu sekutu lama Korut,China menyalahkan Washington karena memprovokasi serentetan peluncuran oleh rezim Kim Jong Un.
"Peluncuran rudal Korut baru-baru ini terkait dengan latihan militer di kawasan yang dilakukan oleh AS dan sekutunya" kata Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang.
Dari sisi lain juga Duta Besar As untuk PBB Linda Thomas Greenfield menyerukan penguatan sanksi terhadap Korut, sebelumnya hal tersebut diveto China danRusia pada Mei lalu.